Teknologi multimedia merupakan perpaduan antara teknologi computer baik perangkat keras maupun perangkat lunak dengan teknologi elektronik. Sesuai dengan perkembangan teknologi, informasi multimedia yang ditransmisikan melalui suatu jaringan membutuhkan trafik yang lebih besar untuk sinyal video dan jaminan keamanan yang tinggi dari jaringan tersebut. Salah satunya adalah masalah manajemen trafik sehubungan dengan transmisi trafik multimedia melalui jaringan ATM.
Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknik transmisi dengan paket-paket yang menggunakan teknologi switching dan multiplexing berorientasi sel. Dengan teknologi ini, kita dapat memanfaatkan berbagai kelas layanan, interkoneksi LAN (Local Area Network) berkecepatan tinggi, suara, video dan aplikasi multimedia lainnya. ATM memiliki manajemen bandwidth yang efisien dan operasi yang mudah. Berbagai keuntungan dari jaringan ATM, seperti kecepatan trunk yang tinggi, bit error rate yang rendah, layanan yang freksibel (bandwidth on demand), dan kapasitas multiplexing yang tingggi membuatnya sangat sesuai untuk transmisi multimedia dengan jaminan QoS.
ATM forum menggambarkan dan menstadarisasi lima jenis standart layanan yaitu :
- Constant bit rate (CBR)
- Variable bit rate (VBR) termasuk realtime VBR (rt-VBR) dan non-real-time VBR (nrt-VBR)
- Available bit rate (ABR)
- Unspecified bit rate (UBR).
Jika tidak tersedia bandwidth pada jaringan, layanan ABR menawarkan kemungkinan negosiasi kembali bandwidth fleksibel selama transmisi dengan menggunakan resource management (RM) sel. CBR dan VBR tidak mengijinkan negosiasi kembali bandwidth setelah suatu koneksi dibuat. Bandwidth yang tersedia selama koneksi ditentukan oleh PCR (dalam kasus CBR) atau PCR dan SCR (dalam kasus VBR) yang telah dirundingkan pada saat koneksi disusun.
Persoalan pokok dari mekanisme rate control adalah shaper delay dan delay variation, serta ukuran shaper buffer pada server. Rate control menentukan outgoing rate data yang harus konsisten dengan bandwidth yang tersedia dalam jaringan. Umpan balik close-loop rate kontrol yang menggunakan umpan balik diperoleh dari jaringan, dapat digunakan untuk mengontrol rate trafik. Jika outgoing rate dari shaper rendah, buffer shaper yang besar dapat mengakibatkan variasi delay yang panjang, dengan demikian menurunkan kualitas video pada pelanggan. Oleh karena itu, disana ada trade-off antara ukuran buffer, delay shaper, dan outgoing rate dari shaper. Jaringan ATM mempunyai kategori-kategori layanan seperti :
- Umpan Balik dan Manajemen Trafik. Umpan balik pada jaringan ATM dapat digunakan untuk mengatur trafik multimedia. Sistem umpan balik yang biasa digunakan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu server,sampler dan network. Server bertugas untuk mengontrol rate sumber. Parameter-parameter kontrol bisa meliputi data rate sumber informasi multimedia dan label prioritas sel frame-frame yang berbeda dari trafik sinyal video. Execution unit melaksanakan rencana kontrol dengan menggunakan parameter-parameter kontrol yang dihitung oleh unit control/logic. Unit pelaksanaan dalam jaringan ATM adalah admission/connection controller, rate controller, dan priority label assigner.
- Traffic Shapping/ Rate Control
Traffic shapping atau rate control pada sistem akhir (end system) dapat diterapkan oleh server menggunakan Leaky Bucket shaper (tunggal atau rangkap) yang terdiri dari buffer dan rate control. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. - Bandwidth Sharing
Bandwidth Sharing dibagi menjadi dua bagian yaitu
- Fair Bandwidth sharing, yang didasarkan pada berbagi C antara N koneksi seperti :
dimana ci(t) adalah bandwidth yang ditentukan ke koneksi i selama koneksi disusun.
- Bandwidth Scheduling, menentukan jumlah batasan bandwidth kepada sejumlah koneksi sinyal video menurut slot waktu yang terencana secara spesifik. Hal ini mudah untuk diterapkan, kekurangannya hanya fleksibilitas yang berkaitan dengan waktu yang bermacam-macam dari kebutuhan bandwidth arus informasi multimedia. - Dynamic Bandwidth Renegotiation
Dynamic Bandwidth Renegotiation dibagi menjadi dua yaitu Feedback-Based Dynamic Bandwidth Renegotiation dan Prediction-Based Dynamic Bandwidth Allocation. - Congestion Control
Kongesti digambarkan sebagai suatu peristiwa dimana jumlah trafik yang diinjeksi ke dalam jaringan lebih besar dari kapasitas jaringan, dimana hal itu dapat mengakibatkan buffer overflow di dalam jaringan. Congestion control dapat diterapkan baik pada system akhir (the end system) maupun pada jaringan. - Flow Control. Flow control adalah suatu mekanisme kontrol trafik point-to-point antara server dan client. Dalam transmisi multimedia pada suatu jaringan ATM kecepatan tinggi, sangat penting untuk memelihara traffic flow pada rate maksimum, mengurangi rate akan mengakibatkan overflow buffer (mengarah ke arah hilangnya trafik multimedia) di client.
Walaupun teknik Priority Packeting and Cell Discard mudah diterapkan, droping selektip sel-sel akan membantu memelihara QoS yang bisa diterima oleh arus sinyal video. Kemampuan adaptip dari congestion control yang didasarkan pada umpan balik membuatnya sesuai untuk trafik multimedia yang karakteristiknya tidak dapat secara penuh digambarkan berdasar prioritas. Sebaliknya, congestion control yang didasarkan pada prediksi, bekerja baik hanya ketika suatu model yang akurat dari trafik tersedia. Beberapa teknik untuk mengupas bit rate multimedia seperti frame dropping, dapat digunakan untuk menurunkan bit rate suatu multimedia selama periode jaringan kongesti.
Source : jurnal.bl.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar